Rabu, 16 Juli 2008

Akankah Jurnalisme Konvensional Mati dan Diganti Jurnalisme Online????

Banyak pertanyaan yang timbul ketika jurnalisme online muncul, salah satunya apakah jurnalisme konvensional akan mati?. Melihat asal usul munculnya jurnalisme online pertama kali, ketika kasus perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut “monicagate” . ketika itu, Drudge, berbekal sebuah laptop dan modern, menyiarkan berita tentang “monicagate” .

Jurnalistik sangat erat kaitannya dengan istilah jurnalisme, jurnalisme sendiri berasal dari kata “journal” yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Jurnalisme dalam bahasa Belanda adalah “joournalistick”, sedangkan dalam bahasa Inggris adalah “journalism” dimana keduanya berasal dari bahasa Perancis yaitu “jour”. Journal berasal dari bahasa Latin yaitu “diurnalis” yang berarti tiap hari atau harian. Jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa-peristiwa.

Kemudian apa yang dimaksud dengan online? Istilah online sendiri diambil dari internet yang artinya sebuah informasiyang dapat diakses dimana saja selama ada jaringan internet. Jadi, jurnalisme online adalah proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet.

Dengan adanya jurnalisme online, surat kabar konvensional pun menemukan saingannya. Oleh karena itulah apakah dengan adanya jurnalisme online surat kabar akan mati?

Untuk mengetahuinya kita perlu tahu ciri-ciri jurnalisme online itu sendiri, ciri-cirinya adalah:

  1. Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.

  2. Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkangi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan internet maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.

  3. Menyertakan unsur-unsur multimedia, adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web

  4. bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda

  5. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan

  6. Tidak membutuhkan penyuting/redaktur, seperti yang dimiliki surat kabar konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak.

  7. Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan.

  8. Relatif lebih terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital.

Dan jenis-jenis jurnalisme online, adalah:

1. Mainstream News sites

Mainstream News sites adalah bentuk media beritaonline yang paling tersebar luas. Situs ini menawarkan pilihan editorial content, baiakyang disediakan oleh media induk yang terhubung ( linked ) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk versi Web. Tingkat komunikasi partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau minimal. Contoh situs : CNN, BBC, MSNBC serta berbagai surat kabar online.

2. Index & Category sites

Jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari ( search engines ) tertentu seperti Altavista atau Yahoo, perusahaan riset pemasaran ( seperti Moreover ) atau agensi ( Newsindex ) dan kadang – kadang bahkan individu yang melakukan usaha ( Paperboy ). Disini, jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke situs – situs berita yang ada dimanapun di World Wide Web.

3. Meta & Comment sites

Ini adalah situs tentang media berita dan isu – isu media secara umum. Kadang – kadang dimaksudkan sebagi pengawas media misalnya Mediachanel, Freedomforu, Poynter’s Medianews. Kadang – kadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan indeks yang diperluas seperti European Journalism Center Medianews, Euoropemedia ). Content semacam ini didiskusikan dalam kerangka produksi media ” Jurnalisme tentang jurnalisme ” atau meta journalism semacam ini cukup menjamur.

4. Share & Discussion sites

ini merupakan situs – situs yang mengeksploitasi tuntutan public bagi konektivitas, dengan menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada dimanapun di Internet. Dan kesuksesan internet pada dasarnya memang disebabkan karena publik ingin berkoneksi atau berhubungan dengan orang lain dalam tingkatan global tanpa batas.

Sedangkan jurnalisme konvensional sendiri merupakan jurnalisme yang proses pencarian, pengolahan dan penyebarluasan fakta melalui sebuah proses kerja jurnalis yang menganut unsur 5W+1H dimana berpedoman pada etika jurnalisme dan dipastikan kebenarannya. Batasan-batasannya formal yang terdapat pada aturan dan etika jurnalisme dan tidak adanya unsur meltimedia.

Kemudian timbul pertanyaan apakah bedanya jurnalisme online dengan surat kabar elektronik?

Untuk surat kabar elektronik sama dengan jurnalisme online didapat dengan online melalui internet yang membedakan , surat kabar elektronik merupakan surat kabar yang berkala separti surat kabar konvensional tetapi berbentuk online, isi berita sama dengan isi surat kabar konvensional atau jurnalisme online. Sedangakan jurnalisme online tidak seperti itu, dan tidak berkala (hanya berbentuk informasi).

Dan bagaimana keadaan masyarakatnya?

Masyarakat akan senantiasa kritis dan skeptis dalam menyingkapi informasi atau sering kita sebut masyrakat yang supra rasional. Menurut ilmu komunikasi sendiri masyarakat yang supra rasional adalah masyarakat yang bisa ”bermediamassa” secara proporsional. Masyarakat yang bisa membaca pesan-pesan yang disiratkan oleh informasi tentang kebudayaan teknologis industrial dan profesional dan bisa memahami makna dan konteks berita yang disiarkan oleh media massa baik secara cetak dan online. Masyarakatnya tidak bisa dipengaruhi oleh retorika kosong dan propaganda murahan lewat media massa, bahkan jurnalisme online merupakan ”mainan ” masyarakat supra rasional.

Akankah mati jurnalisme konvensional???

Tidak. Mengapa??? Ya, karena jurnalisme online mempunyai komunitasnya sendiri yang tidak dapat melepas begitu saja jurnalisme konvensional yang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia khususnya. Apalagi didukung dengan budaya Indonesia dan belum semua wilayah Indonesia yang terjamah dengan media online seperti intenet dan lagi fasilitas internet di Indonesia belum sempurna.

NB: ringkasan diskusi kelompok.

Saya sangat mengharapkan ada yang ingin menambah atau pun mengurangi bacaan diatas.

Diminta kritik dan sarannya.

TX

1 komentar:

Subhan Afifi mengatakan...

Siip Titin, blognya bagus.. lebih bagus lagi kalau sering di update ya.. diisi dengan tulisan2/analisis2 yang baru.

Ok ya..